Hm..oke guys, aku akan mencoba mempost ceritaku. Oke mungkin ini buruk, tapi..aku dipaksa salah seorang temanku yang memmbut cerita kandang kambing. Itu konyol. Sangat konyol. Aku tak bisa menetapkan apakah ini romance atau bukan yang pasti ini cerita(tentu sajalah!). Oke ini dia.
THE TEARS
" Hey kau yang disana! Apa yang kau lakukan? Kau sudah gila ya?". Tak kusangaka ada seorang remaja pria, sepertinya seusiaku--dia akan melompat dari jembatan yang tingginya mungkinmencapai 500 kaki itu. Aku menghampiri laki-laki itu. Sangat konyol mengingat umurnya yang mungkin baru sekitar 17 tahun dan sudah ingin mengakhiri hidupnya. " Hey, kau tidak dengar ya! Turunkan kakimu sekarang juga! Kau sudah gila ya mau melompat dari situ?". Saat dia hampir menjatuhkan tubuhnya dan siap untuk jatuh kedalam sungai yang ada dibawah jembatan itu, aku menariknya. BRUKK. " Apa yang kau lakukan, Bodoh!".Apa pedulimu jika aku jatuh kedalam sungai itu? Lepaskan aku!". Pria itu mulai menonjok-nonjokkan tangannya kearah wajahku. Konyol. Sekarang kami terlihat seperti dua anak kecil yang saling merebut suatu mainan. "Lagian kau gila sih! Ngapain kau menjatuhkan dirimu dari jembatan itu? Huh?". Masih dengan tatapan sinisnya, pria itu menjawab peryanyaanku--"Kau sendiri mau apa ikut campur urusanku? Bahkan aku tidak kenal dengan kau!". Aku tersenyum dan memulai perkenalan kami."Aku Catlyn, kau sendiri?". Pria itu menatapku seolah-olah aku orang terkonyol sedunia. "Oh. Jadi, siapa namamu? Cewek yang suka ikut campur urusan orang? Nama itu cocok untukmu". Kali ini aku merubah ekspresiku agak lebih geram. Lalu aku tersenyum lagi. "Maaf, namaku Catlyn, bukan Cewek Yang Suka Ikut Campur Urusan Orang, kau mengerti? Omong-omong, kau tinggal dimana?". "Apa pedulimu? Aku tidak tinggal dimana-mana, kau tahu kenapa? Karena aku muak dengan hidup ini! Kau paham?. Sekarang tinggalkan aku!". " ,Huh? Apa kau bilang? Jadi..kau semacam..maaf, gelandangan?". "YA! Dan sekarang lebih baik kau pergi!". "Aku takkan pergi sampai kau menjauh dari jembatan itu!". Kali ini aku menaikkan suaraku. Entah apa yang mendorongku menyelamatkan pria ini. Yah, memang asal kau tahu saja ya-- aku ini memang suka ikut campur urusan orang. Aku membantu mereka, memberi saran pada mereka, dan bahkan aku pernah mengajak mereka yang tak punya tempat tinggal untuk tinggal bersamaku untuk sementara. Kali ini aku mungkin akan melakukan hal yang sama pada pria ini. "Jadi, jika aku menjauh dari jembatan ini itu berarti kau akan pergi dan meninggalkan ku sendiri?". "Hm..bagaimana ya?. Yasudah lah, tapi kau tidak boleh memeanjat jembatan ini lagi, oke?. "Oke kita sepakat. Sekarang tinggalkan aku!". "Baiklah..dadah tuan tanpa nama.Haha. Oiya, satu lagi, aku punya asrama yang bisa kau tinggali. Kau bisa kunjungi asrama itu. Tak jauh dari sini--tepatnya di blok A nomor 24, Garden City. Jangan sungkan ya!". Kini pria itu berjalan menjauh dariku. Jauh, jauh, sampai tak terlihat lagi.
Pagi ini, seperti biasa aku akan janjian dengan Jhones-jhomblo ngenes-untuk gotong royong membersihkan asrama kami. Jhones adalah sahabatku sejak kecil. Kami sering bermain bersama, makan malam bersama keluarganya, dan karokean bersama. Aku tak sungkan untuk bermain dengan Jhones--yaa walaupun dia cowok. Aku sudah terbiasa dekat dengan cowok. Selama dia enak diajak ngobrol, maka aku akan dekat dengannya. Tak masalah, karna kami hanya berteman. Tak lebih. " Hey Pemalas! Cepat bantu aku membersihkan gorong-gorong di pojok kamar ini!". Oh aku lupa satu hal. Jhones itu pemalas, sangat malas. Sampai sampai dia pernah tidak mandi 3 hari hanya karna melototi game komputer favoritnya itu--Counter Strike. Bukankah konyol cowok berumur 17 tahun masih suka bermain CS?. "Tunggulah sebentar Nyonya Catty, setelah aku melawan teroris ini!". Huft..apa ku bilang?. "Terserah kau saja Jhones, jika kau tak mau membantuku membersihkan kamar ini, maka kau tak akan dapat makan malam! Apalagi menu malam ini lasagna..hm..",kini aku mulai nengatakan ini dengan nada seperti iklan makanan pasta yang ada di tv. "Oh tidak! Kau menggangguku Catty! Kini jumlah pasukanku tinggal 12! Tamat sudah!", kata Jhones dengan dramatis. "Oke, terserah kau saja, Jhones". Setelah aku membersihkan kamarku-- tanpa bantuan Jhones tentunya, aku berjalan keluar asrama untuk menghirup udara segar. Kulihat dari kejauhan pria tinggi berambut coklat yang sepertinya pernah kulihat. Kurasa aku mengenalinya. Kini dia akan menenggak sebotol alkohol 90%! Dia gila ya!. Aku mulai berlari mendekatinya. Dia..apa mungkin itu dia? . Tidak, sepertinya dia tidak sejangkung itu. Tapi pria gila mana yang mau meminum sebotol alkohol 90%? Konyol
Bersambung...
No comments:
Post a Comment